Petang dan Yang Tak Pernah Pulang
Pada suatu sore, aku ingin sekali terduduk lemah di hadapanmu. Aku ingin merengek seperti anak kecil yang meminta dibelikan permen. Aku ingin mengadu tentang apa-apa yang sudah kulalui di sepanjang perjalanan ku-tumbuh dewasa. Aku ingin menatapmu dengan kedua mata yang diguyur hujan tanpa harus menahan badai di kemudian. Aku ingin sekali saja menjadi dinding-dinding yang runtuh dari lamanya berdiri kokoh di segala musim. Aku ingin menjadi yang bebas memaki setelah banyaknya sesak yang ku-pendam dalam jeruji kepala.
Sekali saja aku ingin menemuimu. Aku ingin melihat garis-garis yang menua bermunculan di wajahmu. Aku ingin berbincang denganmu sampai akhir hari dan malam menyambut dengan penuh hangat. Aku ingin membuat bulan yang kesepian itu merasa iri padaku karena aku tak lagi sama sepertinya. Aku ingin mengatakan pada tiap-tiap angin yang berbisik menertawakanku bahwa kini aku diperbolehkan menjadi lemah.
Sekali saja, aku ingin. Aku ingin menjadi lengkap yang rumahnya utuh. Aku ingin menemukan dekap dari rumah yang menyisakan pengap. Aku ingin kembali genap dari rumah yang hanya separuh atap. Aku ingin menemuimu, berbincang tanpa kelu, mengadu tak tahu malu, menangis tersedu, menjadi penyihir kecil yang lupa mantra untuk pura-pura bahagia, menjadi gadis dengan kepang dua yang binarnya tak menuai luka, juga menjadi dewasa yang tak harus membawa sendiri segala nelangsa.
Tapi, aku tak bisa. Tak pernah kutemui petang yang membawamu pulang. Tak pernah kujumpai petang yang menjadikan kita berulang. Rumah itu sudah terlampau lama usang dan rusak, pun dengan kita yang terlampau lama berjarak. Tak mungkin kembali rekat. Mustahil jika tak semakin membuat retak. Kita membangun rumah masing-masing, menghancurkan segala yang pernah seiring, melenyapkan segala yang sempat hadir, dan menyisakan segala kenang yang sakit untuk diukir.
Bagaimanapun, hingga arloji kehilangan nyawanya untuk berdetak, kita tetap lebih dahulu mati di waktu hitungan pertama yang tak pernah membiarkan kita abadi.
Komentar
Posting Komentar