Harga Untuk Sebuah Percaya
Masih tentang Lara dan segala hal di hidupnya. Tentang harga untuk sebuah percaya yang tak pernah ternilai oleh mata uang dan larutan janji. Lara tahu sejak beberapa tahun yang lalu, hidupnya tak lagi utuh. Ia hanya berjalan dengan tulang-tulang yang rapuh, yang sesekali terjatuh, lalu bersimpuh dan mengeluh, kemudian luruh separuh. Terus begitu hingga tak ada lagi kata penuh. Daging-daging itu mulai mengerut membentuk garis-garis usia dan lelah yang semakin tumbuh dewasa; di kepala, kedua bahu, langkah kaki, dan kantung hitam di bawah matanya. Namun, hingga saat ini yang Lara pertanyakan hanya berapa harga untuk sebuah percaya? Adakah harga yang harus ia bayar untuk sebuah percaya? Sedari kecil, Lara sudah hilang kepercayaan. Laki-laki pertama yang seharusnya menjadi seseorang yang paling ia percaya, justru menjadi laki-laki pertama yang melahirkan ingkar dalam hidupnya. Lalu, bagaimana mungkin Lara bisa kembali percaya pada mereka yang disebut manusia? Meski binar matanya semaki...